Telur ikan adalah sel gamet betina yang mempunyai program perkembangan untuk menjadi individu baru, setelah program perkembangan tersebut diaktifkan oleh spermatozoa. Larva adalah stadium tertentu dari perkembangan individu yang memiliki pola perkembangan tidak langsung. Perkembangan tidak langsung adalah pola perkembangan hewan yang dalam tahapan atau stadium hidupnya memiliki tahapan bentuk larva yang memiliki perkembangan postnatal yang melibatkan satu atau lebih tahapan bentuk larva. Larva berasal dari sel telur yang dibuahi atau biasanya disebut zigot. Sel tunggal zigot selanjutnya akan berkembang melalui cara cleavage, yaitu pembelahan mitosis biasa dari sel dalam stadium awal perkembangan (Sistina, 1999).
Sifat khusus telur ikan antara lain adalah ukuranya besar, memiliki bungkus telur, memiliki mikrofil, dan memiliki cadangan makanan. Sifat telur ikan secara umum adalah bersifat totipotensi yaitu memiliki kemampuan berkembang menjadi suatu individu. Sifat lainnya adalah sel telur yang tengelam dan melayang. Serta memiliki polaritas yaitu ada dua kutub berlawanan yang berbeda (Sistina, 1999). Bentuk telur yang paling umum adalah bulat, tetapi ada pula yang lonjong dengan kombinasi yang bervariasi. Atas dasar struktur kulit luarnya telur ikan dibedakan menjadi telur non adhesive, telur adhesive, bertangkai dan dalam gumpalan lendir (Sistina, 1999).
Pembenihan ikan menyangkut dua hal, yaitu breeding dan seeding. Breeding adalah segala perlakuan ataupun treatment-treatment terhadap induk sehingga menghasilkan larva. Sedangkan seeding adalah penanganan mulai larva sampai dengan benih yang siap untuk dipasarkan. Faktor –faktor yang perlu diperhatikan dalam pembenihan ikan adalah kualitas air, pemanatangan gonad pada ikan, pemijahan penetasan telur, perawatan larva, pendederan, nutrisi larva dan benih serta pemanenan benih. Sesuai dengan tujuan dari pada pembenihan ikan yaitu untuk menghasilkan larva yang sebanyak mungkin serta memperoleh benih semaksimal mungkin, maka perlu perlakuan-perlakuan yang tepat terhadap faktor-faktor yang berpengaruh tersebut (Sutisna, 1995).
Sumber air yang baik dalam pembenihan ikan harus memenuhi kriteria kualitas air yang meliputi sifat-sifat kimia dan sifat-sifat fisika, seperti suspensi bahan padat, suhu, gas terlarut, pH, kadar mineral, dan bahan-bahan beracun, dan lain sebagainya ( Sutisna, 1995 ).
Secara struktural sel telur ikan sangat berbeda dari sel tubuh lainnya, tetapi sama dengan sel telur yang lainnya yaitu memiliki organel telur khusus sel telur yang disebut kortikel, granula, atau kortikel alveoli.
Ada empat struktur yang khusus pada telur ikan yang sangat mencolok yaitu : ukurannya besar, memiliki bungkus telur, memiliki cadangan makanan, memiliki mikrofil (Sistina, 1999 ) Telur dari hewan yang bertulang belakang, secara umum dapat dibedakan berdasarkan kandungan kuning telur dalam sitoplasmanya (Wahyuningsih et al, 2006), yaitu :
1. Telur Homolecithal (isolecithal) yaitu Golongan telur ini hanya terdapat pada mamalia. Jumlah kuning telurnya hanya sedikit terutama dalam bentuk butir-butir lemak dan kuning telur yang terbesar di dalam sitoplasma.
2. Telur Telolecithal yaitu Golongan telur ini terdapat sejumlah kuninng telur yang berkumpul pada saat satu kutubnya.Ikan tergolong hewan yang mempunyai jenis telur tersebut. Telur ikan dapat dikelompokan berdasarkan sifat-sifat yang lain (Wahyuningsih et al, 2006), yaitu :
1. Sitstem pengelompokan berdasarkan jumlah kuning telurnya :
•Oligolecithal : Telur dengan kuning telur sangat sedikit jumlahnya, contoh ikan Amphioxus
•Telolecithal : Telur dengan ukuran kuning telur lebih banyak dari oligolecithal. Umunya jenis telur ini banyak dijumpai di daerah empat musim, contoh ikan Sturgeon
•Makrolecithal : Telur dengan kuning telur relatif banyak dan keping sitoplasma di bagian kutub animanya. Telur semacam ini banyak terdapat pada kebanyakan ikan.2. Sistem yang berdasarkan jumlah kuning telur namun dikelaskan lebih lanjut berdasarkan berat jenisnya :
a. Non Bouyant : telur yang tenggelam ke dasar saat dikeluarkan dari induknya. Contoh telur ikan trout dan ikan salmon.
b.Semi Bouyant : telur tenggelam ke dasar perlahan-perlahan, mudah tersangkut dan umumnya telur berukuran kecil, contoh telur ikan coregonus.
c.Terapung : telur dilengkapi dengan butir minyak yang besar sehingga dapat terapung. Umumnya terdapat pada ikan-ikan yang hidup di laut.3. Telur dikelompokan berdasarkan kualitas kulit luarnya :
a.Non Adhesive : telur sedikit adhesive pada waktu pengerasan cangkangnya, namun kemudian setelah itu telur sama sekali tidak menempel pada apapun juga, contoh telur ikan salmon.
b.Adhesive : setelah proses pengerasan cangkang, telur bersifat lengket sehingga akan mudah menempel pada daun, akar dan sebagainya, contoh telur ikan mas (Cyprinus carpio).
c.Bertangkai : telur ini merupakan keragaman dari telur adhesive, terdapat suatu bentuk tangkai kecil untuk menempelkan telur pada substrat.
d.Telur Berenang : terdapat filamen yang panjang untuk menempel pada substrat atau filament tersebut untuk membantu telur terapung sehingga sampai ke tempat yang dapat ditempelinya, contoh telur ikan hiu (Scylliohinus sp.)
e.Gumpalan Lendir : telur-telur diletakan pada rangkaian lendir atau gumpalan lendir, contoh telur ikan lele.
1. Sisik Placoid yaitu sisik yang berasal dari tonjolan kulit, berbentuk seperti duri bunga mawar (duri halus) dan dasarnya membulat atau bujur sangkar. Sisik tipe ini dijumpai pada ikan Chondrichthyes seperti ikan hiu dan pari. Sisik ini sering disebut “dermal denticle” meskipun secara harfiah artinya kurang sesuai dengan maksudnya. Hal ini dikarenakan pengertian tersebut lebih sesuai jika digunakan pada gigi mamalia. Sisik plakoid sendiri berbentuk segitiga yang bagian basalnya mendatar dan menempel pada lapisan dermis serta ujung yang menonjol menghadap ke arah posterior.
2. Sisik Ganoid yaitu sisik yang terdiri dari beberapa lapisan, yaitu ganoine, cosmine dan isopedine. Sisik ini tumbuh dari atas dan bawah. Sisik ganoid banyak ditemukan pada fosil primitif dari actinopterygian dan Chondrostei. Kedua jenis fosil tersebut memiliki sisik yang merupakan modifikasi dari sisik cosmoid yang mana komponen cosmine diganti dengan dentin dan pada permukaan vitrodentine diganti dengan ganoine. Ganoin merupakan tulang dengan komponen bahan anorganik termasuk garam yang disekresikan melalui dermis. Ganoin juga mengalami kalsifikasi bahan nonselular tanpa melalui saluran kanal. Sisik tipe ganoid pada umumnya berbentuk seperti belah ketupat serta memiliki pengait dan sambungan soket diantara sisik-sisik tersebut yang bertujuan untuk saling menguatkan.
3. Sisik Cycloid yaitu sisik yang mempunyai bentuk bulat, tipis transparan, mempunyai lingkaran pada bagian belakang dan bergerigi. Adapun sisik tipe cycloid (cyclo=lingkaran) memiliki dua bagian, yakni bagian yang berupa tulang yang tersusun dari bahan organik berupa garam kalsium dan bagian berikutnya adalah lapisan fibrous (serat) yang tersusun dari kolagen. Sisik sikloid maupun sisik ctenoid berasal dari sisik ganoid yang mana komposisi ganoine menghilang serta bentuk sisik mengalami penipisan. Ikan dengan sisik sikloid maupun ctenoid memiliki pola konsentri
4. Sisik Cosmoid yaitu sisik yang terdiri dari beberapa lapisan yang berturut-turut dari luar yaitu vitrodentine, cosmine dan isopedine. Pertumbuhannya hanya pada bagian bawah. Sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup. Sisik jenis ini hanya terdapat pada ikan-ikan primitif dan fosil. Sisik cosmoid banyak ditemukan pada fosil ikan coelacanth dan lung fish. Pada jenis ikan lung fish yang modern mengalami modifikasi dengan cara menghilangkan lapisan dentin. Sisik tipe cosmoid memiliki kemiripan dengan sisik plakoid yang kemungkinan berasal dari fusi sisik plakoid. Sisik ini tersusun atas dua lapisan basal yang berupa tulang, yakni lapisan isopedine yang merupakan lapisan tulang lamellar yang kompak dan lapisan cancellous (spong) yang berfungsi sebagai saluran kanal pembuluh darah dengan tujuan penyuplai darah. Pada lapisan berikutnya adalah cosmine yang merupakan komponen nonselular yang mirip seperti subtansi dentin. Di atas lapisan cosmoid terdapat lapisan tipis yang mengandung vitrodentine. Pertumbuhan dari tipe sisik ini dengan cara penambahan pada tulang lamellar pada bagian bawah
5. Sisik Ctenoid yaitu sisik yang mempunyai bentuk agak persegi. Ciri Sisik ini adalah bagian anterior pada umumnya saling tumpang tindih dengan bagian posterior sisik yang ada di depannya. Terjadinya tumpang tindih atau yang disebut dengan imbricate pada sisik ikan ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar dibandingkan pada tipe sisik yang lain seperti sisik tipe cosmoid dan ganoid. Untuk sisik ctenoid memiliki modifikasi berupa tepi pada bagian posterior yang berupa berduri yang berbentuk seperti sisir (cteno = sisir). Sisik tipe ctenoid sendiri dibagi lagi menjadi tiga tipe yakni crenate, yang memiliki lekukan sederhana pada bagian tepinya; spinoid, yakni hasil dari perkembangan duri yang berasal dari bagian tubuh; dan ctenoid, dimana sisik ini berkembang secara terpisah dengan bagian tubuh.
0 Response to "PENGELOMPOKAN TELUR DAN TIPE-TIPE SISIK PADA IKAN "
Post a Comment